Semuanya
berawal pada sabtu sore di saat aku masih menikmati tidur ku. Tak lama aku
kirim pesan singkat padanya, baru terbalas setelah aku selesai tidur sore,
sebenarnya aku gak tau apa pesan itu telah masuk ketika aku sedang tidur atau
saat aku mulai membuka mata dan mengumpulkan roh-roh ku yang belum seutuhnya
kembali ke tubuhku.
Ya saat
itu aku baca pesannya, gak ada yang istimewa, semua isinya hanya tentang tugas
perkuliahan, ya aku berjanji pada diriku sendiri akan membantunya
semampuku. Kami mulai saling balas pesan
singkat, hingga saat dimana dia meminta ku untuk menemaninya menunggu di kampus
saat itu juga, serentak aku panic. Yang terlintas di pikiranku saat itu*tak
mungkin aku menemuinya dengan kondisiku yang full acak-acakkan * hingga
akhirnya aku putuskan mandi dengan kecepatan super jett….
setelah semua masalah selesai aku mulai bersemangat menemuinya, tapi aku hampir melupakan hal terpenting dari semua eposide hari ini, MENJEMPUT ADIK DAN IBUKU DI PASAR, ya ketika aku sudah setengah perjalanan ke kampus, aku ditelepon oleh ibuku. Dia marah dan ngomel seram sekali, langsung aja aku banting setir beralih ketempat ibku menunggu, singkat kata aku berhasil nyampai ke kampus telat setengah jam karna banyaknya kendala.
setelah semua masalah selesai aku mulai bersemangat menemuinya, tapi aku hampir melupakan hal terpenting dari semua eposide hari ini, MENJEMPUT ADIK DAN IBUKU DI PASAR, ya ketika aku sudah setengah perjalanan ke kampus, aku ditelepon oleh ibuku. Dia marah dan ngomel seram sekali, langsung aja aku banting setir beralih ketempat ibku menunggu, singkat kata aku berhasil nyampai ke kampus telat setengah jam karna banyaknya kendala.
Hingga jam
18.20 aku melihatnya keluar dari ruangan dia bimbingan, huh seneng banget
hatiku, dalam angan *akhirnya semuanya berjalan dan tidak gagal.* tapi semuanya
di luar bayangan, dimana aku berfikir bahawa dia akan menghampiriku untuk
mengajakku pulang atau ngobrol masalah di dalam, tapi justru dia tanpa sapa
hanya senyum berjalan menuju tempat dia memarkir montor dan berteriak pada ku, “Aku
pulang, ayo pulang” seolah aku orang
yang gak ada hubungannya dengan dia dan kondisi situasinya.
Sempet terpikir,
beneran ini , apa aku gak jatuh dan pingsan, ya itu semua nyata. Kecewa,
perasaan kecewa gak mungkin kutepis, jatuh bangun aku Menuhin permintaannya dan
hanya triakan seperti itu yang aku dapat.
Sehina itukah
aku, serendah itukah aku di mata dia. Satuhal yang aku ingin, aku lupa tragedy
itu. Aku masih gak habis pikir, hingga terbesik di pikiranku mengikutinya
hingga ke depan gangnya, kenapa gak sampai depan rumah??? Sampai ke gangnya aja
dia gak mau, apa lagi ke depan rumahnya.
Masudku,
aku Cuma ingin mastiin dia pulang dengan selamat, soalnya raut wajahnya Nampak lesu,
hingga yang membuat aku heran dan bertanya – Tanya, kenapa dia berbelok ke gang
yang memang bukan gang rumahnya. Kemana ??? mau apa ??? banyak pertanyaan di
pikiranku saat itu!!!
Dengan alasan,
ingin cepat nyampek rumah dia menolak ajakanku makan, tapi kenapa ??? aku
pulang dengan penuh kata Tanya?? Ada apa sih sebenarnya??
Sesaat setelah
kejadian itu aku kembali ke kampus dan berfikir tentang beberapa kemungkinan dia
tak langsung pulang kerumah. Hingga pesan singkatnya aku terima, tertulis *trimakasih
sudah nunguiin*, ya aku gak suka berprasangaka buruk padanya, aku Tanya, *sudah
nyampek rumah???*
Dengan biasa dia menjawab kalau dia udah di rumah, tapi itu
gak menjawab rasa penasaran ku aku pun bertanya kepadanya tentang kenpa dia
tidak langsung pulang ke rumah…
Diam untuk waktu yang lama, hingga dia mulai curiga aku
mangikutinya, ya aku jujur aku mengikutinya, aku omongkan . hingga dengan nada
bercanda aku bertanya *main ke rumah cowokmu ya??*
Kali ini,
dia benar- benar diam, semakin heran aku, kenapa ???, apa benar dia telah
memiliki pacar?? Tapi kenapa dia terima aku dan semua harapanku???
Ya hingga hari ini pertanyaan ku belum terjawab, dan hingga
hari ini diamnya masih tak terusik, atau mungkin kesibukannya menyita semua
waktunya??
Semoga jawaban terbaik yang akan ku dapat….
Komentar
Posting Komentar