Kasih, aku rindu dirimu. Rindu, saat kita hanya terduduk diam di kursi taman, saling berbagi kehangatan. Rindu, saat kita saling caci, dan aku yang selalu kalah. Rindu, saat kita berandai tentang hari esok, dimana semuanya akhirnya hilang. Rindu, saat kita masih bisa saling membenci, saling menyayang, saling berargumen, bermanaja, atau hanya melampar senyum. Kini aku aku hanya bisa mengirim isyarat selembut udara, dan memandangi indahnya punggungmu dari sisi gelap dunia.
Sebesar-besarnya untuk dikemas sekecil kecilnya.